Ini Pendapat Para Ahli Tentang Air Alkali
April 1, 2016
15 Tips Agar Tidur Berkualitas
April 13, 2016
Show all

Diabetes dan Jenis-Jenisnya

Diabetes adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah yang sangat tinggi. Pada dasarnya sel-sel dalam tubuh manusia  membutuhkan energi dari gula agar bisa berfungsi dengan normal. Komponen yang mengendalikan kadar gula tersebut adalah hormon insulin Bila jumlah hormon insulin dalam tubuh tidak mencukupi atau bila tubuh resisten terhadap insulin, maka akan terjadi penumpukan gula di dalam darah. Hal inilah yang menyebabkan seseorang menderita menyakit diabetes melitus.

Sejauh ini, diabetes melitus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Diabetes tipe 1

Diabetes ini disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh pankreas.

  1. Diabetes tipe 2

Berbeda dengan tipe 1, diabetes tipe ini justru terjadi karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

  1. Diabetes gestasional

Diabetes ini disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah selama masa kehamilan.

Selain ketiga tipe di atas, para ahli juga mengkategorikan suatu kondisi lain yang disebut prediabetes. Pada kondisi ini, seseorang memiliki kadar gula (glukosa) di atas normal namun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes melitus. Seseorang yang masuk dalam kategori ini memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke. Hal ini bisa terjadi karena saat kadar glukosa darah tidak terkontrol (biasa disebut hiperglikemia) dalam jangka waktu lama, dapat terjadi kerusakan serius pada sistem di dalam tubuh terutama pada saraf dan pembeluh darah. Oleh karena itu, baik penderita diabetes maupun prediabetes wajib untuk mengontrol kadar gula darahnya.

Penyebab Diabetes

Diabetes tipe 1 dipercaya sebagai penyakit autoimun. Penyakit yang terjadi karena sistem imun tubuh menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin yang terdapat pada pankreas. Hingga kini belum diketahui dengan pasti apa pemicu terjadinya kondisi autoimun ini. Namun berdasarkan bukti-bukti yang ada, faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus berperan dalam prosesnya. Meskipun demikian, faktor genetik sebenarnya lebih berperan besar pada terjadinya diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Banyak pasien penderita diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit yang sama. Selain itu, berdasarkan data di lapangan, Ras Hispanik, Afrika, dan Asia memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe ini. Faktor lingkungan seperti pola makan dan aktivitas fisik juga memiliki peranan dalam menyebabkan diabetes tipe 2.

Berikut adalah faktor-faktor risiko mayor seseorang untuk menderita diabetes tipe 2 :

  • Ada keluarga inti yang menderitas diabetes tipe 2
  • Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
  • Kadar trigliserida dalam darah tinggi (>150 mg/dl) atau kadar kolesterol HDL <40 mg/dl
  • Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
  • Riwayat menderita diabetes gestasional atau pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5kg.
  • Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggu lemak dan tinggi kalori
  • Obesitas
  • Kurang berolahraga
  • Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome dimana pada tubuh penderita juga terjadi resistensi insulin

Berbeda dengan diabetes tipe 1 dan 2, diabetes gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama masa kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Resistensi insulin dapat semakin kuat karena  plasenta akan terus berkembang selama kehamilan. Biasanya pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin sampai 3x jumlah normal untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak mencukupi, maka kadar gula darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Gejala Diabetes

Banyak diantara penderita diabetes melitus yang pada awalnya tidak menyadari bahwa ia menderita penyakit tersebut. Jika Anda mengalami keluhan-keluhan seperti di bawah ini, ada baiknya Anda menemui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

  • Sering buang air kecil
  • Sering merasa haus
  • Merasa lapar terus menerus
  • Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab
  • Mudah lelah, kesemutan, gatal
  • Penglihatan kabur
  • Luka sulit sembuh

Untuk memastikan apakah seseorang dengan keluhan tersebut menderita diabetes atau tidak, harus dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena.

Seseorang didiagnosa menderita diabetes melitus jika ia memiliki satu atau lebih kriteria di bawah ini :

  • Mengalami gejala diabetes seperti yang disebutkan di atas dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 md/dL
  • Mengalami gejala diabetes seperti yang disebutkan di atas dan kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 md/dL
  • Kadar glukosa plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukoa Oral (TTGO) ≥ 200 mg/dL
  • Pemeriksaan HbA1C ≥ 6,5%

Jika kadar glukosa darah seseorang di atas nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam kriteria diabetes melitus, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes.

Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis diabetes melitus :

    Bukan DM Belum Pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL) Plasma vena <100 100-199 ≥200
Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dL) Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥100

Pencegahan Diabetes

Para ahli menyebut diabetes sebagai  ‘silent killer’ karena diabetes dapat berubah menjadi penyakit mematikan apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, kita yang bukan penderita diabetes wajib  melakukan tindakan pencegahan agar tidak terkena penyakit ini.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah gaya hidup  yang meliputi olah raga, penurunan berat badan, dan pengaturan pola makan. Berdasarkan analisis terhadap sekelompok orang dengan perubahan gaya hidup intensif, pencegahan diabetes paling berhubungan dengan penurunan berat badan. Menurut penelitian, penurunan berat badan 5-10% dapat mencegah atau memperlambat munculnya diabetes tipe 2. Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.

Ayo kita bersama lawan diabetes untuk Indonesia lebih sehat!

sw5-2

Sumber : diabetesmelitus.org

Sumber gambar : patientsengage.com

Air Minum Quelle – Freshness Everyday

Informasi dan Pemesanan Hubungi

Telp : (0254)315003 / 085107094222

Email : kdtquelle@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *